Quantcast
Channel: ~Celoteh Kiky~
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1145

Tentang Reuni-reuni Itu

$
0
0
Tentang Reuni-reuni  Itu

Saya nggak tahu musti gimana menanggapi permintaan teman sekelas waktu zaman kuliah ketika dia minta saya untuk gabung di grup WA kemarin. Katanya bakalan buat ajang silaturahim. Iya, tapi ketika masuk ke grup itu obrolannya seputar masa lalu yang bikin saya ngerasa inget lagi betapa malangnya saya waktu itu. Haha.

Saya tahu saya bukan termasuk jajaran anak pintar di kelas, makanya lebih sering aktif di organisasi dan kabur ke dunia blogger untuk menghilangkan perasaan inferior. Dulu rasanya setiap kali kuliah nggak ada yang masuk ke otak dan rasanya saya bego banget. Duh ya, padahal zaman sekolah nggak gitu-gitu amat. Kok pas kuliah ngerasa ada yang mengganjal buat memasukkan ilmu ke otak. Perasaan inferior itu ditambah dengan kenyataan bahwa saya nggak populer.

Saya tahu semua sudah berubah sekarang. Setiap orang punya jalan hidup masing-masing. Ada yang emang akhirnya jadi dosen, ada yang kerja di inilah, itulah. Ada yang akhirnya jadi guru. Saya mendapat keberuntungan ketika akhirnya apa yang selama kuliah saya kerjakan berbuah kini. Dulu nulis buat menghilangkan perasaan minder saking nggak bisanya ngerjain intergral level entah berapa. Yang tiap kali ngantuk di kelas selalu disuruh jawab sama dosennya atau sekelas bakalan dihukum dan ditanya kamu almamater sekolah mana. Sekarang justru saya bisa mendapatkan uang dari menulis. Sesuatu yang dulu dinyinyirin sama teman ketika saya menulis di komputer kampus sebelum perkuliahan di lab dimulai.

Saya tahu bahwa semua itu sudah berlalu, tapi perasaan saya belum sepenuhnya sembuh. Kadang saya masih suka mempertanyakan sama Tuhan kenapa saya harus melewati episode hidup yang seperti itu. Padahal waktu itu pertama kalinya saya mau belajar di luar kota. Tapi rasanya semua kemalangan datang satu-satu. Tanpa permisi. Sampai saya sekarang pun tetap marah ketika inget atau disapa teman sekelas yang bukannya membantu saya ketika kesulitan di episode akhir perkuliahan malah dengan arogannya bikin pernyataan kalau dia sibuk. Iya, tahu kamu sibuk. Tapi nggak gitu juga kali.

Bahkan sampai sekarang saya sulit untuk memutuskan pergi  ke Semarang kalau ada event apapun. Kota itu mengingatkan saya dengan pedihnya masa lalu waktu zaman kuliah. Terakhir kali ke Semarang waktu event Fun Blogging. Itu pun saya beneran takut buat memasuki kotanya. Apa bakalan saya ingat lagi masa lalu-masa lalu itu. Tapi ternyata Semarang berubah, saya pun berubah. Fisiknya berubah tapi ingatan saya tidak. Saya tetap butuh waktu untuk lupa dan berdamai dengan hal itu.

Kamu tahu apa yang paling sulit untuk diterima saat ini? Kenyataan bahwa Tuhan selalu tidak pernah salah menempatkan seseorang pada suatu tempat. Itu yang selama kuliah hingga kini masih saya pertanyakan. Kenapa saya yang harus mengalami? Kenapa harus di sini? Kenapa saya bukan di tempat lain? Bahwa pada akhirnya pertanyaan itu satu per satu akan terjawab oleh waktu, itu benar. Tapi rasa berdamai itu yang masih tetap harus saya usahakan. Dan itu nggak gampang. Saya nggak tahu di mana urgensi reuni-reuni itu. Entahlah. :)




Viewing all articles
Browse latest Browse all 1145