Dalam buku 7 Habits for highly effective people, saya mendadak diam lama saat membaca bagian di mana penulis menjelaskan tentang hutan yang salah. Ada seorang penebang kayu yang membabat hutan yang salah. Setelah dibabat, ia baru sadar bahwa hal itu tidak membuatnya mencapai tujuan. Ia menebang apa saja yang ada di depannya, tak peduli apakah itu berguna atau tidak. Waktu habis untuk hal yang sebenarnya tidak perlu. Dan sadar bahwa energi masa muda tidak lagi akan sama bila sudah menua.
Pernah mengalami hal ini dalam hidup?
Saya pernah. Termasuk dalam menulis dan ikutan lomba. Setelah baca buku itu saya jadi malah lebih banyak mikir waktu mau ikutan lomba. Jadi sering bertanya pada diri sendiri. Apa ini penting? Apa hadiah ini berguna? Apa manfaatnya buatku untuk ke depan? Apa akan ada jalan yang terbentang setelah melakukannya? Apa jalan ini membawa menuju impian yang sebenarnya sangat diimpikan? Pertanyaan itu malah yang membuat saya terhenti dan lama tidak menulis di blog.
Inhale, exhale.
Maka benar bahwa makin banyak yang dipikirkan, akan makin membuat seseorang mawas diri, untuk mulai membenahi apa yang harus dibenahi. Bukan sekadar menuruti hawa nafsu, bahkan bila hal itu semata hanya untuk mengikuti ego.
Afterall, saya yakin mengubah suatu arah itu sulit. Tapi pinjam istilah Pak Rhenald Kasali, tak peduli berapa jalan salah yang ditempuh, putar arah sekarang juga.
~semacam refleksi
~ Tegal, 040315