"Janganlah mencemaskan rezekimu. Sesungguhnya rezeki itu mencarimu melebihi pencarianmu terhadapnya. Jika engkau telah mendapat rezeki hari ini, tak usahlah engkau risaukan rezekimu esok.(Syekh 'Abdul Qadir al-Jailani)"
Waktu baca quote dari Syekh Abdul Qadir saya berpikir tentang apa hakikat sebenarnya dari rezeki itu. Terkadang, ada yang benar-benar dikejar agar didapat tapi tak kunjung juga datang. Ada juga yang tiba-tiba datang tanpa sebab. Sering saya dapat sesuatu malah bukan karena saya melakukan ini dan itu. Percaya kalau Allah maha memberi bahkan tanpa sebab? Saya percaya karena sering banget ngalami.
Pernah suatu sore perut saya sakit karena dismenorhea yang rutin datang tiap bulan. Penginnya saya nyari yang anget, kayak air jahe. Andai bisa bangun dan bikin sendiri. Saya hanya berandai-andai ketika tiba-tiba beberapa menit kemudian ada satu teko berisi air jahe hangat. Saya pikir paling ibu yang bikinkan, biasanya ikatan batin ibu dan anak itu kuat. Ibu bisa mendadak ngasih sesuatu yang saya penginin tanpa saya minta. Kadang cuma mbatin aja. Tapi ternyata bukan, yang ngasih itu tetangga. Kok bisa pas ya?
Pernah juga suatu hari saya pergi sama adek ke toko buku. Karena buku yang dicari nggak ada, dia nggak beli apa pun. Saya yang beli satu buku akhirnya milih pulang langsung setelah makan. Hujan turun bertepatan dengan kami nyari angkot untuk pulang. Biasanya kalo siang masih ada angkotnya, kalo udah jam 4 sore mana ada. :D Jadi karena hujan, saya ngajak Ayie ke kios buku murah dekat mall situ. Waktu saya milih judul, hujan turun jadi lebih deras. Deras sampai akhirnya berpikir untuk lebih lama di kios kecil itu. Setelah ambil satu buku, kami milih nyari angkot arah yang berlawanan. Karena A2 nunggunya lama ya udah make yang kuning aja.
Pas mau nyebrang, wew, ujan turun deras banget. Risikonya bakal basah kuyup karena payung cuma satu dan intensitas hujannya tambah deras dibanding sebelumnya. Iseng saya duduk di kursi yang disediain toko yang menjual tas. Pas saya nengok ke belakang, ada tas-tas yang menarik minat saya. Tapi mikir kalo tas di rumah udah banyak, mending nggak usah beli. Tahu apa yang terjadi setelah itu? Adek saya tertarik buat liat etalase dan minat lihat jenis tas yang lain. Padahal toko itu sepi kayaknya. Kalo dilihat ada debu yang nempel di gantungan tas yang lain. Yang di etalase emang bagus.
Sambil nunggu hujan, adek saya nyari-nyari model yang cocok. Lamaaaa banget nyarinya. Saya udah nggak enak sendiri sama si mbak yang ngejagain toko. Heuheu. Ternyata dia beneran beli loh. Wkwk. Padahal saya udah deg-degan, jangan-jangan nggak bakalan beli. Cuma liat doang. Tas dibeli, kami keluar toko. Dan nyadar hujan sudah reda, cuaca cerah lagi.Err... kalau dilogika ya, kenapa bisa saya mendadak terdampar di dua toko itu. Dalam kondisi sedang menunggu hujan reda.
Saya baru nyadar bahwa benar, kalau rezeki itu yang bakal mencari jauh lebih keras usahanya dibandingkan kita. Karena kalo dipikir lagi ya, mbak penjaga toko hanya menunggu, sementara pembelinya harus basah-basahan dulu nyari tempat berteduh. See? Rezeki yang akan datang mencari, bukan kita. Sehebat apa pun usaha, hanya Allah lah yang akan membuat rezeki itu singgah ke hadapan kita. Karena kasih sayangnyalah yang membuat semuanya jadi lebih mudah diperoleh.
Nah, kamu pernah mengalami hal yang seperti ini? Share dong di komen. :D
Dan tiada dari segala yang melata di bumi melainkan atas tanggungan Allah-lah rizqinya. Dia Maha Mengetahui tempat berdiam dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab Lauhul Mahfuzh yang nyata (Q.S. Huud ayat 6)