Quantcast
Channel: ~Celoteh Kiky~
Viewing all articles
Browse latest Browse all 1146

Menghindari Dementor

$
0
0

Belakangan saya jarang update di social media kecuali ig. Itu pun dalam rangka biar rada enakan kepalanya. Ahaha. Iya, rasanya berita di tv belakangan ini, dengan isu yang berentet bikin kepala mau meledak. Dari kenaikan harga, pergantian kurikulum, syiah, dll. Belum lagi masalah mood yang kadang suka jumpalikan kalo abis baca berita begitu. Jadinya lebih baik skip untuk hal-hal yang bermanfaat. Makanya saya sengaja menghindar dari social media. Rasanya itu kayak... apa ya. Ngerasa ada dementor di sekeliling saya kalo ada berita negatif. Energi kekuras untuk hal yang sebenernya ga perlu. 

Sempet pengen hapus fb. x) Well, tapi saya inget kalo masih ada banyak manfaat di sana, meskipun sekarang tumpang tindih sama hal-hal yang negatif itu. Trus, saya baca di 7 habits for high effective people, bahwa sebenarnya kitalah yang mengendalikan reaksi dari luar. Ada orang yang menggunakan pikirannya dengan berpusat pada pasangan, keluarga, uang, kerja, harta, kesenangan, teman bahkan musuh. Ada pula yang memusatkan pikirannya pada kegiatan religius dan prinsip kebaikan. Pusat pikiran itulah yang menyerap sebagian besar pikiran kita dan menentukan mood kita hari itu. Seperti ini misalnya : orang yang berpusat pada pasangan, ketika bertengkar dengan pasangan maka seluruh dunianya runtuh. Pernah lihat orang yang seperti ini? Tengoklah kanan kiri kita, kita akan tahu orang-orang tertentu telah memilih pusat kehidupannya masing-masing. 

Kalau dari buku yang saya baca itu, yang paling baik berpusat pada prinsip. Prinsip-prinsip hidup yang kita pilih dengan sadar sehingga membuat kita jadi tahu konsekuensi apa yang akan terjadi ketika prinsip itu lepas. Pusat kendali ada pada diri kita untuk setiap pikiran yang masuk, kitalah yang mengendalikan dengan prinsip yang ada. Karena saya Islam, ya... sudah sewajarnya harus kembali pada prinsip yang diajarkan dalam Al Qur'an dan Hadits. Sesuai dengan anjuran Rasulullah. Sebab di setiap prinsip itu ada kejayaan. Misalnya saja untuk "diam di saat marah", "bekerjalah sungguh-sungguh hari ini seakan-akan esok engkau akan mati", dll.

Memang ada saatnya untuk bilang, "Ini penting untuk saya, urusan lainnya tidak." Semacam egois, tapi lebih baik begitu daripada memasukkan hal-hal yang sebenarnya bukan prioritas yang akhirnya malah menjadi dementor yang menghisap energi baik. 

Anyway, selamat berakhir pekan ya. Semoga menyenangkan. ;)

Viewing all articles
Browse latest Browse all 1146